SAKSIKAN MOU PAM JAYA DAN PALYJA, DJAROT : TURUNKAN KEHILANGAN AIR BERSIH
“Non revenue water (NRW) sebesar 41 persen itu besar sekali. Kalau bisa ditekan menjadi 30 persen, supaya air tersebut bisa digunakan untuk melayani pelanggan lainnya,” ujarnya di Balaikota, Selasa (25/10).
Hal itu dikatakan Djarot saat menyaksikan MoU antara PAM JAYA dan PT Palyja untuk meninjau kembali secara menyeluruh Perjanjian Kerja Sama (PKS) demi mereposisi dan meningkatkan kerjasama dan meningkatkan pelayanan bagi warga bagian barat DKI Jakarta.
“Sebaliknya, DKI akan memperbanyak sumber air baku seperti membangun waduk, embung, dan situ,” ujar Djarot pada acara yang dihadiri segenap pimpinan dari kedua perusahaan tersebut.
Dirut PAM JAYA, Erlan Hidayat menyatakan pihaknya siap menekan NRW, baik yang disebabkan oleh kebocoran jaringan pipa maupun pencurian air bersih.
“Tapi untuk menurunkan NRW juga butuh biaya sangat besar, mencapai triliunan rupiah,” ujarnya. Namun NRW dari kasus pencurian sudah mulai berkurang sejak pihaknya bekerja sama dengan Polda Metro Jaya untuk menindak tegas pencurian air.
Erlan menjelaskan tujuan dari MoU ini antara lain membahas kerja sama antara PAM JAYA dan Palyja yang terjalin sejak 1988 dan akan berakhir tahun 2023. Selama sisa waktu kontrak ini, keduanya bersepakat untuk meningkatkan pelayanan. “Selama enam bulan ke depan kami akan melakukan restrukturisasi tentang PKS,” ujar Erlan.
Salah satu contohnya, selama ini pelayanan meliputi pencatatan meter air, penagihan, dan penyambungan baru, dilakukan Palyja. “Mungkin nanti pencatatan meter air dilakukan oleh PAM,” paparnya.
Presiden Direktur Palyja, Alan Thompson mengatakan selam 19 tahun beroperasi Palyja telah menorehkan kemajuan yang dramatis dalam area pelayanannya di bagian barat Jakarta.
Dengan investasi lebih dari Rp 2 triliun, jaringan telah bertambah sekitar 1.400 Km dan ada sekitar 1.000 Km pipa tua yang telah diganti. “Jumlah pelanggan telah bertambah dua kali lipat, sementara warga berpenghasilan rendah yang dilayani meningkat sangat signifikan sekitar sembilan kali lipat,” jelas Alan.
Kesepakatan bersama ini sebenarnya adalah sebuah kerangka awal untuk memperjelas peran dari masing-masing pihak yang tujuannya adalah untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.
“Adapun tantangan utama dalam pengoperasian dan pelayanan air bersih adalah terbatasnya bahan baku air, jaringan distribusi yang harus dikembangkan, dan pemberantasan sambungan ilegal. “Harapan kami dengan upaya ini, semua tantangan tersebut dapat diatasi,” harap Alan. (Joko/win)
Tinggalkan Komentar