pam-jaya-akui-pasokan-air-ke-luar-batang-minim-pYVhJ

PAM JAYA AKUI PASOKAN AIR KE LUAR BATANG MINIM

Manajer Humas PAM JAYA Linda Nurhandayani menjelaskan, pasokan air ke wilayah tersebut memang minim. Pihaknya membantah pembatasan air minum dikarenakan alasan agar warga setempat mau dipindah ke rumah susun, sebelum penggusuran dilakukan.

Menurut Linda, antara pasokan dan kebutuhan air bersih di Ibu Kota memang tidak seimbang. Sehingga wajar saja jika ada wilayah yang pasokan airnya terbatas. "Kalau di wilayah Penjaringan itu suplai air terbatas ya, kondisi kita itu suplainya dari Palyja. Nah suplai dari Palyja saja terbatas," katanya kepada Republika, Selasa (10/5).

Dia menjelaskan, PD PAM JAYA menyerahkan hak operator penyedia air bersih kepada PT Palyja dan PT Aetra. Dia menerangkan, PT Palyja mendapatkan pasokan 60 persen air bersih dari Waduk Jatiluhur, empat persen dari Kali Krukut dan sisanya pembelian air curah dari PAM Tangerang.

"Secara teknis operasional PT Palyja yang bertanggung jawab untuk wilayah itu (Luar Batang), tapi koordinasi dengan PAM JAYA," ujarnya.

Linda dapat memahami keluhan warga Kampung Luar Batang tentang pasokan air bersih yang tidak lancar gara-gara ada perbaikan pipa selama berbulan-bulan. Menurut dia, perbaikan saluran air tak mungkin dilakukan selama itu. Linda memastikan, kurangnya air yang mengalir ke sana lebih disebabkan memang pasokannya terbatas.

"Palyja selalu informasikan kalau ada perbaikan saluran air. Kalau sampai berbulan-bulan sih bisa jadi itu karena suplainya berkurang, jujur saja kita suplainya kurang untuk daearah itu. Kita kekurangan air baku, jadi akhirnya berdampak ke masyarakat dapat airnya sedikit," jelasnya.

Siap digugat
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku siap seandainya warga Kampung Luar Batang, mengajukan gugatan kepada Pemprov DKI terkait rencana penggusuran di kawasan tersebut. Menurut Ahok, kasus Kampung Luar Batang tersebut mirip dengan penggusuran di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Padahal, kata dia, yang digusur mereka yang menghuni bantaran sungai.

"Ya silakan gugat saja. Sekarang kan kalau menggugat juga lucu kan? Mereka mengakui bahwa dia adalah orang Kampung Akuarium Luar Batang. Ini mirip-mirip kasus kampung Pulo nih. Yang kita tertibkan kan orang yang di sungai. Tapi mengaku Kampung Pulo," jelas Ahok.

Salah satu warga korban penggusuran Pasar Ikan, Ici (40 tahun) mengaku nasibnya tambah menderita setelah Pemprov DKI meratakan rumah yang ditinggalinya selama bertahun-tahun. Dia mengadukan hal itu ketika Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin mengunjungi korban penggusuran Pasar Ikan, Selasa (10/5). "Kami sakit hati kepada Ahok. Ada (anak-anak) yang sampai terinjak dan tercebur ke kali," kata Ici.

Ici menuding, Pemprov DKI memperlakukan para warga seperti penduduk liar. Padahal, warga yang tinggal di Pasar Ikan memiliki kartu tanda penduduk (KTP) Jakarta dan membayar pajak bumi dan bangunan (PBB) setiap tahunnya. "Kami punya KTP, KK dan PBB di sini. Kenapa kami diusirnya di sini?" ujar Ici.

Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin mengaku ikut prihatin dengan masalah yang dihadapi warga Pasar Ikan. Dia juga merasa miris dengan rencana penggusuran di Kampung Luar Batang. Ma'ruf menyatakan, MUI siap membantu para warga memperoleh hak-haknya yang dirampas pemerintah. "Kita akan perjuangkan," kata Ma'ruf.   rep: Rizky Suryarandika, Wisnu Aji Prasetiyo, ed: Erik Purnama Putra

http://www.republika.co.id/berita/koran/urbana/16/05/11/o700o8-pam-jaya-akui-pasokan-air-ke-luar-batang-minim

Share this Post

Komentar (0)

Tinggalkan Komentar